Kamis, 15 Oktober 2015

limnologi



I.     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Limnologi berasal dari bahasa Yunani yaitu lymne yang artinya danau dan logos artinya pengetahuan. Limnologi adalah  ilmu yang mempelajari masalah perairan pedalaman atau perairan umum. Limnologi dapat dibagi menjadi limnologi fisika, limnologi kimia, dan limnologi biologi.
Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan antara suatu jasad dengan lingkungannya. Dengan jasad dapat diartikan sebagai benda hidup karena suatu benda hidup mewakili suatu spesies, maka biasanya sebagai satuan dasarnya ialah sifat-sifat fisik, kimia dan biologi dari habitat tempat dimana jasad itu hidup.
Suatu lingkungan tertentu biasanya mempunyai lebih dari satu spesies hewan atau tumbuh-tumbuhan atau populasi spesies. Di sini terdapat suatu hubungan lain, suatu kesatuan populasi atau komuniti. Ilmu yang mempelajari hubungan antara satu individu atau populasi spesies dengan lingkungannya disebut ekologi populasi. Kumpulan dari beberapa populasi spesies membentuk suatu komuniti dan ilmu yang mempelajarinya dinamakan ekologi komuniti.
Jadi dalam konsep yang lebih komprehensif dan mutakhir, limnologi ialah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat-sifat perairan darat, kekuatan-kekuatan dan proses-proses yang membentuk dan mempertahankan integritas perairan-perairan ini, hubungan antara air dan dasar dengan komuniti jasad-jasad hidup yang mendiami lingkungan tersebut. Limnologi mencakup beberapa aspek ilmu-ilmu yang saling berhubungan.
Pengetahuan mengenai sungai-sungai umumnya terbelakang jika dibandingkan dengan danau-danau. Pada mulanya istilah limnologi hanya diterapkan pada danau, tetapi kemudian sungai-sungai dimasukkan juga ke dalamnya. Kedua perairan ini berbeda dalam beberapa hal dan karenanya diperlukan cara-cara meneliti yang berbeda pula.
Ilmu yang mempelajari laut disebut oceanogarafi. Limnologi dan oceanografi mengikuti jalan yang hampir sejajar tetapi dalam banyak hal pokok-pokoknya amat berbeda, sehingga sampai batas-batas tertentu baik perlakuan maupun cara-caranya haus berbeda.
Permukaan bumi terdiri atas daratan dan perairan, antara dua komponen ini perairan merupakan yang paling besar menutupi permukaan bumi. Perairan terdiri atas perairan laut dan perairan darat. Pada perairan darat terdapat dua jenis yaitu perairan tertutup dan perairan terbuka. Pada perairan tertutup (lentik) aliran air yang masuk ke dalam perairan ini tidak pergi kemana-mana atau menetap pada daerah tersebut misalnya danau, rawa dan lain-lain. Sedangkan pada perairan terbuka (lotik) air, dapat mengalir ke mana-mana sehingga menandakan bahwa air ini dapat digunakan alat transportasi bagi sebagian masyarakat.
Air mempunyai sifat sifat fisik dan kimia tertentu, yang  sangat dipengaruhi oleh factor suhu, O2, CO2, dan mineral. Gerakan - gerakan air pada gilirannya menentukan terdapatnya konsentrasi mineral yang diperlukan oleh jasad jasad renik yang merupakan plankton. Plankton merupakan makanan dasar bagi makhluk hidup yang lain dalam air.
            Air sebagai lingkungan hidup tidak begitu banyak mengalami pengaruh,  untuk perairan dangkal mengalami pengaruh suhu air yang lebih besar daripada perairan yang dalam. Sehingga pada perairan yang dalam dapat terjadi pelapisan - pelapisan air yang memnbentuk batasan - batasan yang membagi perairan itu menjadi beberapa lapisan.
Sungai mendapat masukan dari semua buangan yang berasal dari daerah yang ada disekitarnya. Karena adanya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat baik dibidang perikanan dan perindustrian akan mengakibatkan terjadi perubahan pada parameter kualitas air seperti faktor fisika dan factor kimia. Keberadaan sungai menjadikannya penting bagi masyarakat, misalnya sebagai sumber mata pencaharian, sumber air, dan lain-lain.
Suhu air mempengaruhi kandungan oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi suhu, semakin kurang oksigen terlarut. Setiap kenaikan suhu 10C, membutuhkan kenaikan oksigen terlarut 10%.
B.     Tujuan Praktik
Adapun tujuan dan kegunaan  dari praktik lapang kali ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui tentang kondisi perairan di lokasi praktek.
2.      Agar praktikan dapat mengetahui dengan cara mengamati flora dan fauna yang ada di lingkungan perairan setempat
3.      Dengan adanya praktik lapang kali ini praktikan dapat melakukan pengamatan  terhadap parameter kualitas air, selain dapat mengetahui tata cara mengambilan sampel kualitas air seperti : PH, DO, temperatur, dan kecerahan



 
II.  TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kusman Sumawidjaja (2009). Limnologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari yang mempelajari sifat-sifat peraiaran darat, kekuatan-kekuatan dan proses-proses yang membentuk dan mempertahankan integritas perairan-perairan ini hubungan antara air dan dasar dan dengan komuniti jasad-jasad hidup yang mendiami lingkungan tersebut.
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk  buatan dibangun dengan cara membuat  bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh. Faktor biotik dan abiotik ini dapat digunakan sebagai indikator kualitas perairan tersebut.
pH adalah cerminan dari derajat keasaman yang di ukur dan jumlah ion hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H ). Air murni terdiri dari ion H dan ion OH dalam jumlah berimbang hingga pH air murni biasa 7. Makin banyak ion H dalam larutan cairan makin rendah ion Hdan makin tinggi pH, cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya makin tinggi ion H makin rendah pH dan cairan tersebut bersifat asam ( Andayani, 2005).
Oksigen terlarut merupakan parameter mutu air yang penting karena nilai oksigen terlarut dapat menunjukan tingkat pencemaran atau tingkat pengelolaan limbah. Oksigen terlarut akan menentukan kesesuaian suatu jenis air sebagai sumber kehidupan biota di suatu daerah. Pengukuran oksigen terlarut dan karbondioksida lebih baik diterapkan dalam mengkaji masalah polusi air daripada dalam menentukan mutu sanitasi karena parameter DO dapat dengan cepat menentukan tingkat polusi air ( Sunu, 2001).
Kecerahan adalah ukuran transporansi perairan yang ditentukan secara visual dengan mengunakan scchi disk satuan untuk nilai kecerahan dari suatu  perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter (Effendi, 2003 dalam kiki, 2011).
Kecerahan merupakan tingkat penetrasi cahaya matahari yang dinyatakan dengan satuan panjang. Alat yang bias digunakan untuk mengukur tingkat kecerahan air adalah sechi disk, yaitu berupa pirigan yang diberi warna hitam  putih dan dihubungkan dengan tali pegangan yang mempunyai garis-garis skala. Pada perairan tambak, kecerahan erat dikaittanya dan berbanding terbalik dengan jumlah fitoplankton didalamnya ( Morindro, 2008).
Perairan permukaan di klasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu badan air mengalir (flowing waters atau lotik) dan badan air tergenang (standing waters atau lentik). Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk (reservoir), rawa (wetland) dan sebagainya. Perairan tergenang khususnya danau biasanya mengalami stratifikasi secara vertikal akibat perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu pada kolam air yang terjadi secara vertikal (Effendi, 2003).
Menurut Odum (1971) kolam merupakan perairan berukuran kecil dan dangkal, mempunyai perbedaan yang jelas dengan perairan menggenang lainnya. Pengertian kolam secara teknis merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya dan target produksinya (Susanto, 1992). Kolam harus memiliki kualitas air yang baik untuk dijadikan tempat hidup dan berkembang ikan. Air merupakan salah satu lingkungan budaya untuk ikan dan organisme air lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka pasokan dan kualitas air yang baik sangat penting untuk pembuatan kolam (Davies dan Ansa, 2010).
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Umumnya kolam yang terkena cahaya matahari dalam jumlah besar, airnya berwarna hijau. Ini diakibatkan oleh warna lumut yang tumbuh subur. Warna air yang hijau ini sebetulnya bukan indikasi kualitas airnya jelek. Bahkan warna hijau itu menunjukkan kandungan oksigen di dalam air cukup tinggi sebagai akibat hasil fotosintesa dari tanaman lumut. Warna air yang hijau itu cukup mengganggu karena warna-warni ikan di dalam kolam tidak terlihat jelas. Warna tampak pada kolam yaitu keruh, sedangkan warna asli kolam yaitu hijau tua (Sumawidjaja, 1975).














 
III.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan praktik lapang adalah :
Ø  Jenis perairan : Rawa (lentik)
Ø  Tipe perairan : Tergenang
Ø  Bentuk perairan : Memanjang
Organisme baik tumbuhan maupun hewan yang terdapat disekitar lokasi praktik :
Ø  Tumbuhan :tumbuhan bajang
Ø  Dasar perairan terdiri dari tanah beserta lumut 
Ø  Biota : Ikan lundu,ikan seluang,kepiting,timpakul.
      Data analisis kualitas air yang dilakukan didaerah praktik tersebut.hanya satu titik :
Ø  Kecerahan air : 97 cm (sechi disk)
Ø  pH : 28,9 ppt
Ø  Do : 5,9 mg/liter
Ø  Suhu perairan 28,9

B.  Pembahasan
Pengamatan pada praktik Limnologi kali ini adalah melakukan beberapa pengamatan yaitu meliputi bentuk perairan, flora dan fauna, dan pengamatan terhadap parameter kualitas air.
Kegiatan praktik dilakukan dengan melakukan pengamatan lokasi praktik lapang.  Data yang dikumpulkan dalam praktik lapang ini meliputi data primer dan data sekunder.  Data primer ini diperoleh dengan metode observasi langsung atau partisipasi, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang akan diteliti.
Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara melakukan kunjungan dan pencatatan pada instansi terdekat serta dari studi literatur yang berhubungan dengan praktik lapang ini.  Studi literatur yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah turun ke lapangan dimana tujuannya untuk mencari landasan yang kuat dalam mendukung teori.
Untuk jenis perairan di daerah tesebut yaitu Rawa pantai,. Tipe perairan tergenang, dan bentuk perairan memanjang. Adapun organisme yang terdapat didaerah Desa Batakan seperti, Ikan lundu,kepiting,sluang,timpakul..
Pengamatan yang dilakukan hanya pada satu titik. Pada pengamatan diperoleh hasil Kecerahan air : 97 cm (sechi disk), pH : 28,9 ppt, Do : 5,9 mg/liter, Suhu perairan 28,9.
pH merupakan suatu tingkat keasaman disuatu perairan,standarisasi pH yaitu berkisar antara 6 –  7 ppt apabila pH disuatu perairan dibawah 6 ppt maka perairan tersebut bersifat asam, sedangkan apabila pH disuatu perairan lebih dari 7 ppt, maka perairan tersebut bersifat basa. Untuk pengukuran pH disuatu perairan menggunakan pH meter atau kertas lakmus, sedangkan pH yang didapat di perairan Desa Batakan salah satunya  adalah 28,9 ppt, pH meter digunakan dengan cara perendaman indikator kedalam perairan yang di amati.sedangkan penggunaan kertas lakmus  yaitu dengan cara pengambilan sampel air suatu perairan kemusdian kertas lakmus direndamkan kedalam sampel air tersebut hingga kertas lakmus tersebut berubah warna. Untuk penentuan pH kertas lakmus yang sudah mengalami perubahan tersebut disesuaikan warnanya dengan data yang sudah ada (standar).
Oksigen (O2) terlarut dalam suatu perairan ditentukan dengan mengunakan alat Water Checker, dengan cara indikator direndam ke suatu perairan sehingga Oksigen (O2) terlarut dapat diketahui melalui parameter alat tersebut.
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Alat ini digunakan oleh prof. Secchi sekitar abad 19, yang berusaha menghitung tingkat kekeruhan air secara kuantitatif. Tingkat kekeruhan air tersebut dinyatakan dengan suatu nilai yang dikenal dengan kecerahan secchi disk (Jeffries dan Mills, 2006).
Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca,waktu pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah. Kekeruhan tingkat tinggi yang dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misalnya pernafasan dan daya lihat organisme akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya kedalam air. Tinggi nilai kekeruhan juga dapat mempersulit udaha penyaringan dan mengurangi efektifitas desinfeksi pada proses penjernihan air.






 
IV.  PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Kesimpulan yang didapat dari kegiatan praktek lapang kali ini adalah :
Air merupakan faktor mutlak dalam kegiatan budidaya perairan.  Keberhasilan budidaya sangat ditentukan oleh air  karena air adalah media hidup ikan yang paling utama.  Sumber air dapat berasal dari saluran irigasi (buatan), sungai, atau sumber air lainnya.  Selain itu kualitas air penting untuk diperhatikan dalam budidaya ikan, air yang kurang baik dapat menyebabakan ikan terserang penyakit. Dan secara umum kualitas air  dapat di lihat dari tiga faktor, yaitu faktor fisik, kimiawi dan biologis.  Ketiga faktor ini dapat  Untuk keperluan budidaya ikan, kualitas air merupakan suatu peubah (variabel) yang dapat mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup dan pembenihan atau produksi ikan. Untuk keperluan budidaya ikan kualitas air merupakan suatu peubah yang dapat mempengaruhi pengelolaan,kelangsungan hidup, dan pembenihan atau produktivitas ikan.

B.  Saran
            Saran yang ingin praktikan sampaikan adalah sebaiknya waktu pelaksanaan praktik lapang jauh-jauh hari dari final test, karena mengganggu konsentrasi praktikan dalam membuat laporan.



DAFTAR PUSTAKA

Andayani,Sri.2005.Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan. Universitas Brawijaya.Malang.

Sunu, P., 2001. Metodologi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Gramedia. Jakarta. 298 hal

Kiki,2011.Pengamatan Suhu dan Kecerahan. http://riskihandayani.wordpress.com. Diakses pada 14 Juli 2014

Marindro, 2007.Pengelolaan Kualitas Air Tambak.,Kecerahan Perairan Tambak.Diakses  pada 14 Juli 2014 pukul 10.00 WIB.





 

oseanografiperikan



I.      PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan pulau dan potensi serta hasil lautnya. Indonesia memiliki potensi fisik dari lautnya yaitu dengan jumlah pulau sekitar 17.508 pulau, luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2, perairan nusantara 2,8 juta km2, luas territorial 0,3 juta km2, perairan nasional 3,1 juta km2, luas ZEE 3juta km2, dan panjang garis pantai lebih dari 81.000 km2. Dengan potensi fisik dari laut Indonesia seperti yang tersebut di atas dapat kita pahami bahwa laut Indonesia begitu luas dan kaya akan potensi lautnya. Laut Indonesia juga kaya akan hasil laut. Indonesia termasuk dalam CTI (Coral Triangle Initiative) atau segitiga batu karang dunia yang merupakan pusat keanekaragaman dan kelimpahan kehidupan laut di planet bumi. Sehingga laut Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna yang mengagumkan, 25% spesies ikan yang sudah dikenal manusia ada di perairan Indonesia. Potensi lestari perikanan nasional mencapai 6,26 juta ton per tahun, tapi yang dimanfaatkan baru 3,8 juta ton per tahun.
Oceanografi merupakan ilmu yang mempelajari laut (Ocean). Laut merupakan permukaan bumi yang paling luas dari daratan, dimana luasnya kurang lebih 70,8 % dari permukaan bumi yang memiliki 510 km adalah lautan. Laut juga merupakan tempat yang memiliki fenomena dan karakteristik yang sangat kompleks.
Pada Oceanografi kita akan mempelajari tentang arus laut mengapa kita bisa terjadi arus laut. Perubahan pola arus pada suatu perairan penting diketahui karena sangat erat hubungannya dengan keselamatan pelayaran kapal-kapal terutama untuk kapal-kapal yang digerakan oleh angin. Pengangetahuan tentang arus bukan hanya pelayaran saja, tetapi juga untuk dibidang-bidang lainnya seperti proses pendangkalan seperti erosi didasar  laut. Arus laut terutama dipantai akan dapat mendangkalkan suatu perairan dengan membawa partikel-partikel ketempat tersebut dan kedalaman sebaliknya dapat terjadi. Keadaan ini penting diketahui  didalam membangun suatu pelabuhan agar pelabuhan itu dapat dipakai dalam waktu yang lama.
          Suhu, arus, pasang surut, gerlombang, termasuk bidang oceanografi-fisika (Physical Oceanografy) yaitu bidang oceonografi yang mempelajarti sifat-sifat fisis dari laut, apa yang menyebabkannya, bagaimana proses terjadinya, dan apa yang dipengaruhinya. Selain oceonografi  fisika, ada pula bidang yang mempelajari sifat-sifat kimia dari air laut. Unsur-unsur kimia apa saja yang terkandung didalamnya, dari mana asalnya dan apa pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya dan mengapa air laut itu asin, sedangkan air laut berasal dari air sungai yang sama sekali tidak asin. Oceanografi-hayati (Biological Oceanografy) adalah bagian dari oceanografi yang mempelajari sifat-sifat hayati dari makhluk-makhluk yang hidup dilaut yang lebih dikenal dengan fauna dan flora laut.
Para ahli oseanografi mempelajari berbagai topik, termasuk organisme laut dan dinamika ekosistem; arus samudera, ombak, dan dinamika fluida geofisika; tektonik lempengdan geologi dasar laut; dan aliranberbagai zat kimia dan sifat fisik didalam samudera dan pada batas-batasnya. Topik beragam ini menunjukkan berbagai disiplin yang digabungkan oleh ahli oceanografi untuk memperluas pengetahuan mengenai samudera dan memahami proses di dalamnya: biologi, kimia, geologi, meteorologi, dan fisika.
Seiring dengan perkembangan kebudayaan, manusia mulai bisa membuat perahu yang sangat sederhana seperti sampan. Perahu yang tertua di Eropa dibuat sekitar 8300 tahun yang lalu dengan panjang 3 meter berada di Netherland. Pada abad ke- 20 dan memasuki abad ke- 21 berbagai negara telah berlomba dalam melakukan melakukan modernisasi tekhnologi penangkapannya. Beberapa negara Eropa seperti Polandia, Belanda, Inggris, Swedia, Perancis, dan sebagainya merupakan contoh negara yang telah maju dalam bidang penangkapan ikan. Di Asia, Jepang merupakan negara yang sangat maju teknologi penangkapan ikannya.

B.  Tujuan Praktik
Adapun tujuan praktik lapang Oceanografi Perikanan ini adalah sebagai berikut:
1)      Untuk mengetahui kondisi perairan dan daratan di daerah praktik.
2)      Untuk mengetahui kuat aurs, arah dan kecepatan aurs.
3)      Untuk mengetahui tinggi dan panjang gelombang.







                                                                                                                                       II.     TINJAUAN PUSTAKA
Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan) adalah cabang dari ilmu bumiyang mempelajari segala aspek dari samuderadan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiahmengenai lautdan segala fenomenanya. Lautsendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosferdan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologiseluruh makhluk hidup penghuni planetHYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi"Bumidikelompokkan ke dalam biosfer.
Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang mempelajari laut,samudra beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga ke kerak samuderanya. Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmuutama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosferdi bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi di laut, dan yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna atau biota di laut, ( Anonim, 2015 ).
Indonesia adalah suatu negara kepulauan. Diakuinya konsep wawasan nusantara dan negara kepulauan oleh dunia internasional membuat Indonesia menjadi suatu negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan wilayah negara yang sangat luas dan sebagian besar berupa laut, dan memiliki daratan berpulau-pulau, maka bagi Indonesia mempelajari oseanografi menjadi sangat penting. Banyak sumberdaya alam Indonesia yang berada di laut, baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya non-hayati. Sumberdaya laut yang sangat banyak itu hanya akan dapat dimanfaatkan dengan berkesinambungan bila kita mempelajarinya.
Selain sebagai sumberdaya, laut juga menjadi sumber bencana, terutama bagi penguni daerah pesisir dan pulau-pulau kecil. Bagi Indonesia yang memiliki wilayah laut yang sangat luas dan pulau-pulau yang sangat banyak, tentu akan besar pula potensi bencana dari laut. Oleh karena itu, dalam rangka upaya melakukan mitigasi bencana alam dari laut, maka mempelajari oseanografi juga merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia, (Wallace, 1985 ).
Salinitas adalah jumlah solid mataerial dalam gram yang terdapat dalam satu kilogram air laut, dimana semua karbonat telah diganti oleh chlorine dan semua bahan organik telah diosidasi (Hasyimi,A. 1986).
Suhu adalah merupakan salah satu faktor yang perlu diketahui. Hal ini disebabkan oleh peranan suhu dalam pelarutan unsur-unsur maupun senyawa kimia, makin tinggi suhu perairan , maka akan sangat semakin tinggi pula derajat kelarutan perairan atau reaksi kimia antara unsur atau senyawa satu dengan lainnya. Pada kegiatan usaha perikanan peranan suhu dapat ikut menentukan keberhasilan penangkapan ikan. Hal ini disebabkan oleh sifat ikan yang menyukaai hidup pada kisaran suhu tertinggi. (Harpasis, 1982).



                                                                                                                                     III.          METODE PRAKTIK
A.  Waktu dan Tempat
Praktik lapang ini dilaksanakan pada tanggal 11-13 Mei 2015. Bertempat di desa Hilir Muara kecamatan Pulau Laut Utara kabupaten Kotabaru provinsi Kalimantan Selatan.

B.  Metode Praktik
Metode yang digunakan pada praktik lapang ini adalah metode deskriptif, observasi dan wawancara dimana mahasiswa bertanya secara langsung kepada masyarakat yang bersangkutan dengan maksud dapat mengumpulkan data yang diperlukan secara lengkap dan mendetail kemudian menganalisa dan mengambil kesimpulan. Sedangkan untuk bahan pembandingnya yaitu digunakan bahan bacaan yang berkaitan dengan Oceanografi Perikanan.










IV. KEADAAN UMUM DAERAH PRAKTIK
Desa Hilir Muara merupakan Kelurahan di Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan. Luas daerah Desa Hilir Muara ±0,50 km². Batas - batas wilayah Desa Hilir Muara dengan desa-desa sekitarnya adalah sebagai berikut:
-  Sebelah Utara          :  Selat Laut
-  Sebelah Selatan        :  Kel. Kotabaru Hilir
-  Sebelah Barat           :  Desa Sigam / Batuah
-  Sebelah Timur          :  Selat Laut
Desa hilir muara merupakan daerah yang mempunyai ciri khas sebagai desa nelayan yang mana sebagian besar penduduk desa berpropesi sebagai nelayan.
Tabel 1.Jumlah Penduduk  dan jenis kelamin di Desa Hilir Muara Kecamatan Pulau Laut Utara
No.
RT

Jumlah Penduduk



Laki-laki
Perempuan
1
I
160
156
2
II
266
242
3
III
351
256
4
IV
140
107
5
V
230
205
6
VI
125
119
7
VII
176
167
8
VIII
245
302
9
IX
338
385
10
X
189
181
11
XI
154
143
12
XII
127
225
Total

2501
2488


4989

Sumber : Profil Desa Hilir Muara Kecamatan Pulau Laut Utara 2014                    
Tabel 2.Mata Pencaharian Masyarakat Desa Hilir Muara
No.
Mata Pencaharian
Jumlah
1.     
Peternak
6
2.     
Pedagang
334
3.     
Tukang Kayu
25
4.     
Penjahit
5
5.     
PNS
113
6.     
Pesiunan
43
7.     
Nelayan
945
9.     
Polisi/TNI
15
10.   
Industri Kecil
10
11.   
Toko/Warung
54

TOTAL
1550
                                                                        
Sumber : Statistik Desa Hilir Muara, 2014

Sarana dan prasarana yang ada di Desa Hilir Muara  yang digunakan oleh masyarakat sebagai penunjang kelancaran perhubungan ke desa lainnya dengan kecamatan, kabupaten serta ibukota provinsi adalah dengan sarana transportasi darat dan air.
Keadaan sarana perhubungan di Desa Hilir Muara adalah jalan darat berupa jalan beraspal yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat dan roda dua.Sarana transportasi darat yang utama adalah sepeda motor.Jalan yang tersedia berupa jalan beraspal dari kecamatan sampai dengan Desa Hilir Muara.Jalan ini merupakan sarana penghubung desa.Selain sarana transportasi darat masyarakat juga menggunakan sarana transportasi laut dengan menggunakan perahu atau kapal.
Masyarakat Desa Hilir Muara sudah banyak memiliki kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan ada juga sebagian yang mempunyai mobil sehingga mereka tidak terlalu sulit untuk menuju kota. Permasalahan yang paling dominan dalam hal sarana dan prasarana perhubungan di Desa Hilir Muara adalah  kurangnya lampu penerangan di sepanjang jalan desa sehingga memungkinkan rawan kecelakaan.





















                                                                                                                            V.     HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
Adapun hasil yang didapat dari praktik lapang di Desa Hilir Muara kecamatan Pulau Laut Utara kabupaten Kotabaru provinsi Kalimantan Selatan. ini adalah sebagai berikut:
Tabel. 1 Identifikasi Limbah
No.
Limbah dalam bentuk
Ada atau Tidak Ada
1.       
Buangan pabrik
Tidak Ada
2.       
Sampah plastik dan rumah tangga
Tidak Ada
3.       
Kotoran manusia
Tidak Ada
4.       
Tumpahan dan bocoran minyak
Tidak Ada

Tabel. 2 Hasil Pengukuran
No.
Parameter yang diukur
Hasil
1.       
Lintang                 
4o5’46.48”S
2.       
Bujur         
114o37’45”.07 T
3.       
Akurasi
19 Meter
4.       
Ketinggian
50 Meter
5.       
Akuresi Ketinggian
50 Meter
6.       
Salinitas
2,8 ppt
7.       
pH 
7,76
8.       
Kecerahan
93 Cm
9.       
Suhu
30,80
10.   
Warna perairan
Jernih
11.   
Bau           
Tidak berbau
12.   
DO
3,8mg/l

B.  Pembahasan
Pada dasarnya, air tidak memiliki warna. Air hanya menyerap cahaya yang kemudian merefleksikannya. Ada dua proses optik utama pada air laut, dan zat terlarut atau tersuspensi dalam air laut, saat berinteraksi dengan cahaya yang masuk dari Matahari. Dua proses ini adalah penyerapan ( absorption ) dan hamburan ( scattering ).
Di atmosfer, alasan utama bahwa langit berwarna biru adalah disebabkan oleh hamburan cahaya. Di laut, cara utama air berinteraksi adalah dengan penyerapan cahaya, air menyerap cahaya merah, dan pada tingkat lebih rendah, air juga menyerap cahaya kuning dan hijau, menyebabkan warnanya bisa berubah ubah tergantung kedalaman dan tempatnya.
“Warna biru merupakan warna yang paling tidak diserap oleh air, sehingga air nampak berwarna biru”.
Singkatnya, semakin dalam kedalaman laut, semakin ia berwarna kebiruan. Berikut adalah diagram yang menunjukkan kedalaman cahaya yang akan menembus di air laut beserta warna yang mengandungnya. Karena cahaya merah diserap kuat, menjadikannya hilang, dan cahaya biru terus menembus masuk kedalam. Saat matahari mulai terbenam dan terbit, air laut akan kelihatan merah di permukaannya dikarenakan penyerapan cahaya tersebut. Warna yang berbeda pada laut, sungai dan danau juga disebabkan oleh tanaman yang hidup di dasarnya seperti alga yang terdapat pada laut merah, dan endapan yang terbawa didalam air. Seperti warna coklat yang merupakan endapan yang terbawa dari sungai, sehingga membuat warnanya nampak keruh
Warna air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Pada laut yang keruh, radiasi sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis tumbuhan laut akan kurang dibandingkan dengan air laut jernih. Pada perairan laut yang dalam dan jernih, fotosintesis tumbuhan itu mencapai 200 meter, sedangkan jika keruh hanya mencapai 15 – 40 meter. Laut yang jernih merupakan lingkungan yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang dari cangkang binatang koral.
Air laut juga menampakan warna yang berbeda-beda tergantung pada zat-zat organik maupun anorganik yang ada. Ada beberapa warna-warna air laut karena beberapa sebab:
  1. Pada umumnya lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari pada sinar lain.
2.      Warna kuning, karena di dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai kuning di Cina. 
3.      Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang memantulkan warna hijau dan juga karena adanya planton-planton dalam jumlah besar. 
4.      Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es seperti di laut kutub utara dan selatan.  
5.      Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-sinar fosfor seperti di laut ambon. 
6.      Warna hitam, karena di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut hitam. 
7.      Warna merah, karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah yang terapung-apung.

                                                                                                                                                     VI.     PENUTUP
A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang di dapat dalam praktik lapang kali ini adalah sebagai berikut :
1.    Air yang terdapat didaerah Kotabaru sangatlah jernih dan limbah rumah tangga tidak ada.
2.    Tingkat keasaman air yang berada di daerah praktik lumayan tinggi dibandingkan dengan daerah lain khususnya Kal-Sel.
3.    Air laut yang tidak berbau.

B.  Saran
Praktikan berharap kepada praktikan yang lain yang kususnya yang mengambil mata kuliah Oseanografi Perikanan agar bisa memperhatikan cara penggunaan alat dan tata cara yang diterangkan oleh dosen pengampu.








DAFTAR PUSTAKA
Ingmanson, D.E. and Wallace, W.J., 1985. Oceanography: An Introduction, 3rd Edition, Wadsworth Publishing Company, Belmont, California, 530 p.

Harpasis Slamat Sanusi. 1983. Oceonografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hasymi, A. 1986. Pengantar Ilmu Perikanan. UNLAM. Banjarbaru.