I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Limnologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu lymne yang artinya danau dan logos artinya pengetahuan.
Limnologi adalah ilmu yang mempelajari
masalah perairan pedalaman atau perairan umum. Limnologi dapat dibagi menjadi
limnologi fisika, limnologi kimia, dan limnologi biologi.
Ekologi
ialah ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan antara suatu jasad dengan
lingkungannya. Dengan jasad dapat diartikan sebagai benda hidup karena suatu
benda hidup mewakili suatu spesies, maka biasanya sebagai satuan dasarnya ialah
sifat-sifat fisik, kimia dan biologi dari habitat tempat dimana jasad itu
hidup.
Suatu
lingkungan tertentu biasanya mempunyai lebih dari satu spesies hewan atau
tumbuh-tumbuhan atau populasi spesies. Di sini terdapat suatu hubungan lain,
suatu kesatuan populasi atau komuniti. Ilmu yang mempelajari hubungan antara
satu individu atau populasi spesies dengan lingkungannya disebut ekologi
populasi. Kumpulan dari beberapa populasi spesies membentuk suatu komuniti dan
ilmu yang mempelajarinya dinamakan ekologi komuniti.
Jadi dalam
konsep yang lebih komprehensif dan mutakhir, limnologi ialah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari sifat-sifat perairan darat, kekuatan-kekuatan dan
proses-proses yang membentuk dan mempertahankan integritas perairan-perairan
ini, hubungan antara air dan dasar dengan komuniti jasad-jasad hidup yang mendiami
lingkungan tersebut. Limnologi mencakup beberapa aspek ilmu-ilmu yang saling
berhubungan.
Pengetahuan
mengenai sungai-sungai umumnya terbelakang jika dibandingkan dengan
danau-danau. Pada mulanya istilah limnologi hanya diterapkan pada danau, tetapi
kemudian sungai-sungai dimasukkan juga ke dalamnya. Kedua perairan ini berbeda
dalam beberapa hal dan karenanya diperlukan cara-cara meneliti yang berbeda
pula.
Ilmu yang
mempelajari laut disebut oceanogarafi. Limnologi dan oceanografi mengikuti
jalan yang hampir sejajar tetapi dalam banyak hal pokok-pokoknya amat berbeda,
sehingga sampai batas-batas tertentu baik perlakuan maupun cara-caranya haus
berbeda.
Permukaan bumi terdiri atas daratan dan perairan, antara dua
komponen ini perairan merupakan yang paling besar menutupi permukaan bumi.
Perairan terdiri atas perairan laut dan perairan darat. Pada perairan darat
terdapat dua jenis yaitu perairan tertutup dan perairan terbuka. Pada perairan
tertutup (lentik) aliran air yang masuk ke dalam perairan ini tidak pergi
kemana-mana atau menetap pada daerah tersebut misalnya danau, rawa dan
lain-lain. Sedangkan pada perairan terbuka (lotik) air, dapat mengalir ke
mana-mana sehingga menandakan bahwa air ini dapat digunakan alat transportasi
bagi sebagian masyarakat.
Air mempunyai sifat – sifat fisik dan kimia tertentu, yang sangat dipengaruhi oleh factor suhu, O2, CO2,
dan mineral. Gerakan - gerakan air pada gilirannya menentukan terdapatnya konsentrasi mineral yang diperlukan oleh jasad – jasad renik yang merupakan plankton.
Plankton merupakan makanan dasar bagi makhluk hidup yang lain dalam air.
Air sebagai lingkungan hidup tidak begitu banyak mengalami pengaruh, untuk perairan dangkal mengalami pengaruh suhu air yang lebih besar daripada perairan yang dalam. Sehingga pada perairan yang dalam dapat terjadi pelapisan - pelapisan air yang memnbentuk batasan - batasan yang membagi perairan itu menjadi beberapa lapisan.
Sungai mendapat masukan dari semua buangan yang berasal dari
daerah yang ada disekitarnya. Karena adanya kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat baik dibidang perikanan dan perindustrian akan mengakibatkan terjadi
perubahan pada parameter kualitas air seperti faktor fisika dan factor kimia.
Keberadaan sungai menjadikannya penting bagi masyarakat, misalnya sebagai
sumber mata pencaharian, sumber air, dan lain-lain.
Suhu
air mempengaruhi kandungan oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi suhu,
semakin kurang oksigen terlarut. Setiap kenaikan suhu 10C,
membutuhkan kenaikan oksigen terlarut 10%.
B. Tujuan
Praktik
Adapun
tujuan dan kegunaan dari praktik lapang
kali ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui tentang kondisi perairan di lokasi
praktek.
2.
Agar praktikan dapat mengetahui dengan cara mengamati flora
dan fauna yang ada di lingkungan perairan setempat
3.
Dengan adanya praktik lapang kali
ini praktikan dapat melakukan pengamatan terhadap parameter kualitas air, selain dapat
mengetahui tata cara mengambilan sampel kualitas air seperti : PH, DO,
temperatur, dan kecerahan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kusman Sumawidjaja
(2009). Limnologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari yang mempelajari
sifat-sifat peraiaran darat, kekuatan-kekuatan dan proses-proses yang membentuk
dan mempertahankan integritas perairan-perairan ini hubungan antara air dan
dasar dan dengan komuniti jasad-jasad hidup yang mendiami lingkungan tersebut.
Waduk
adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan
untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat
manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh. Faktor biotik dan abiotik ini dapat
digunakan sebagai indikator
kualitas perairan tersebut.
pH adalah cerminan dari derajat keasaman yang di ukur
dan jumlah ion hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H⁺ ). Air murni terdiri dari ion
H⁺ dan ion OH⁻ dalam jumlah berimbang hingga pH air murni biasa 7. Makin banyak ion
H⁻ dalam
larutan cairan makin rendah ion H⁺dan makin tinggi pH, cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya
makin tinggi ion H⁺ makin
rendah pH dan cairan tersebut bersifat asam ( Andayani, 2005).
Oksigen terlarut merupakan parameter
mutu air yang penting karena nilai oksigen terlarut dapat menunjukan tingkat
pencemaran atau tingkat pengelolaan limbah. Oksigen terlarut akan menentukan
kesesuaian suatu jenis air sebagai sumber kehidupan biota di suatu daerah.
Pengukuran oksigen terlarut dan karbondioksida lebih baik diterapkan dalam
mengkaji masalah polusi air daripada dalam menentukan mutu sanitasi karena
parameter DO dapat dengan cepat menentukan tingkat polusi air ( Sunu, 2001).
Kecerahan adalah ukuran transporansi
perairan yang ditentukan secara visual dengan mengunakan scchi disk satuan
untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah
satuan meter (Effendi, 2003 dalam kiki, 2011).
Kecerahan merupakan tingkat
penetrasi cahaya matahari yang dinyatakan dengan satuan panjang. Alat yang bias
digunakan untuk mengukur tingkat kecerahan air adalah sechi disk, yaitu berupa
pirigan yang diberi warna hitam putih dan dihubungkan dengan tali
pegangan yang mempunyai garis-garis skala. Pada perairan tambak, kecerahan erat
dikaittanya dan berbanding terbalik dengan jumlah fitoplankton didalamnya (
Morindro, 2008).
Perairan permukaan di klasifikasikan
menjadi dua kelompok utama, yaitu badan air mengalir (flowing waters atau lotik) dan badan air tergenang (standing waters atau lentik). Perairan
tergenang meliputi danau, kolam, waduk (reservoir),
rawa (wetland) dan sebagainya.
Perairan tergenang khususnya danau biasanya mengalami stratifikasi secara
vertikal akibat perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu pada kolam air
yang terjadi secara vertikal (Effendi, 2003).
Menurut Odum (1971) kolam merupakan
perairan berukuran kecil dan dangkal, mempunyai perbedaan yang jelas dengan
perairan menggenang lainnya. Pengertian kolam secara teknis merupakan suatu
perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah
dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya dan target produksinya
(Susanto, 1992). Kolam harus memiliki kualitas air
yang baik untuk dijadikan tempat hidup dan berkembang ikan. Air merupakan salah
satu lingkungan budaya untuk ikan dan organisme air lainnya. Berdasarkan hal
tersebut maka pasokan dan kualitas air yang baik sangat penting untuk pembuatan
kolam (Davies dan Ansa, 2010).
Warna adalah
spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna
putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut.
Umumnya kolam yang terkena cahaya matahari dalam jumlah besar, airnya berwarna
hijau. Ini diakibatkan oleh warna lumut yang tumbuh subur. Warna air yang hijau
ini sebetulnya bukan indikasi kualitas airnya jelek. Bahkan warna hijau itu
menunjukkan kandungan oksigen di dalam air cukup tinggi sebagai akibat hasil
fotosintesa dari tanaman lumut. Warna air yang hijau itu cukup mengganggu
karena warna-warni ikan di dalam kolam tidak terlihat jelas. Warna tampak pada
kolam yaitu keruh, sedangkan warna asli kolam yaitu hijau tua (Sumawidjaja,
1975).
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan praktik lapang adalah :
Ø
Jenis
perairan : Rawa (lentik)
Ø
Tipe
perairan : Tergenang
Ø
Bentuk
perairan : Memanjang
Organisme baik tumbuhan maupun hewan yang terdapat
disekitar lokasi praktik :
Ø
Tumbuhan
:tumbuhan bajang
Ø
Dasar
perairan terdiri dari tanah beserta lumut
Ø
Biota
: Ikan lundu,ikan seluang,kepiting,timpakul.
Data analisis kualitas air yang dilakukan
didaerah praktik tersebut.hanya satu titik :
Ø Kecerahan
air : 97 cm (sechi disk)
Ø
pH
: 28,9 ppt
Ø
Do
: 5,9 mg/liter
Ø
Suhu
perairan 28,9
B. Pembahasan
Pengamatan pada
praktik Limnologi kali ini adalah melakukan beberapa pengamatan yaitu meliputi
bentuk perairan, flora dan fauna, dan pengamatan terhadap parameter kualitas
air.
Kegiatan praktik dilakukan dengan melakukan pengamatan lokasi praktik
lapang. Data yang dikumpulkan dalam
praktik lapang ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer ini diperoleh dengan metode
observasi langsung atau partisipasi, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang akan diteliti.
Sedangkan data sekunder
diperoleh dengan cara melakukan kunjungan dan pencatatan pada instansi terdekat
serta dari studi literatur yang berhubungan dengan praktik lapang ini. Studi literatur yang dilakukan baik sebelum
maupun sesudah turun ke lapangan dimana tujuannya untuk mencari landasan yang
kuat dalam mendukung teori.
Untuk jenis perairan di
daerah tesebut yaitu Rawa pantai,. Tipe perairan tergenang, dan bentuk perairan
memanjang. Adapun organisme yang terdapat didaerah Desa Batakan seperti, Ikan
lundu,kepiting,sluang,timpakul..
Pengamatan yang
dilakukan hanya pada satu titik. Pada pengamatan diperoleh hasil Kecerahan air
: 97 cm (sechi disk), pH : 28,9 ppt,
Do : 5,9 mg/liter, Suhu perairan 28,9.
pH merupakan suatu
tingkat keasaman disuatu perairan,standarisasi pH yaitu berkisar antara 6
– 7 ppt apabila pH disuatu perairan
dibawah 6 ppt maka perairan tersebut bersifat asam, sedangkan apabila pH
disuatu perairan lebih dari 7 ppt, maka perairan tersebut bersifat basa. Untuk
pengukuran pH disuatu perairan menggunakan pH meter atau kertas lakmus,
sedangkan pH yang didapat di perairan Desa Batakan salah satunya adalah 28,9 ppt, pH meter digunakan dengan
cara perendaman indikator kedalam perairan yang di amati.sedangkan penggunaan
kertas lakmus yaitu dengan cara
pengambilan sampel air suatu perairan kemusdian kertas lakmus direndamkan
kedalam sampel air tersebut hingga kertas lakmus tersebut berubah warna. Untuk
penentuan pH kertas lakmus yang sudah mengalami perubahan tersebut disesuaikan
warnanya dengan data yang sudah ada (standar).
Oksigen (O2)
terlarut dalam suatu perairan ditentukan dengan mengunakan alat Water Checker,
dengan cara indikator direndam ke suatu perairan sehingga Oksigen (O2)
terlarut dapat diketahui melalui parameter alat tersebut.
Kecerahan air
tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi
perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Alat
ini digunakan oleh prof. Secchi sekitar abad 19, yang berusaha menghitung
tingkat kekeruhan air secara kuantitatif. Tingkat kekeruhan air tersebut
dinyatakan dengan suatu nilai yang dikenal dengan kecerahan secchi disk
(Jeffries dan Mills, 2006).
Nilai kecerahan
dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan
cuaca,waktu pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta ketelitian
orang yang melakukan pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada
saat cuaca cerah. Kekeruhan tingkat tinggi yang dapat mengakibatkan
terganggunya sistem osmoregulasi, misalnya pernafasan dan daya lihat organisme
akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya kedalam air. Tinggi nilai
kekeruhan juga dapat mempersulit udaha penyaringan dan mengurangi efektifitas
desinfeksi pada proses penjernihan air.
IV. PENUTUP
Kesimpulan yang didapat dari
kegiatan praktek lapang kali ini adalah :
Air merupakan
faktor mutlak dalam kegiatan budidaya perairan.
Keberhasilan budidaya sangat ditentukan oleh air karena air adalah media hidup ikan yang
paling utama. Sumber air dapat berasal
dari saluran irigasi (buatan), sungai, atau sumber air lainnya. Selain itu kualitas air penting untuk
diperhatikan dalam budidaya ikan, air yang kurang baik dapat menyebabakan ikan
terserang penyakit. Dan secara umum kualitas air dapat di lihat dari tiga faktor, yaitu faktor
fisik, kimiawi dan biologis. Ketiga
faktor ini dapat Untuk keperluan
budidaya ikan, kualitas air merupakan suatu peubah (variabel) yang dapat
mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup dan pembenihan atau produksi ikan.
Untuk keperluan budidaya ikan kualitas air merupakan suatu peubah yang dapat
mempengaruhi pengelolaan,kelangsungan hidup, dan pembenihan atau produktivitas
ikan.
B. Saran
Saran
yang ingin praktikan sampaikan adalah sebaiknya waktu pelaksanaan praktik
lapang jauh-jauh hari dari final test, karena mengganggu konsentrasi praktikan
dalam membuat laporan.
Sunu,
P., 2001. Metodologi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Gramedia. Jakarta.
298 hal
Kiki,2011.Pengamatan
Suhu dan Kecerahan. http://riskihandayani.wordpress.com. Diakses pada 14 Juli 2014
Marindro,
2007.Pengelolaan Kualitas Air Tambak.,Kecerahan Perairan Tambak.Diakses
pada 14 Juli 2014 pukul
10.00 WIB.